KaosDistro -Tidak Perlu Iri Dengan Rejeki Orang Lain, Kamu Tidak Tau Apa Yang Telah Allah Ambil Darinya. Merasa terbebani dengang rezeki yang orang lain dapatkan, merasa gelisah melihat kesuksesan yang orang lain lain peroleh, hingga lupa untuk bahagia. Astaghfirullahsecara tidak sengaja kalian lupa bahwa Allah maha adil Kalau begitu. Kitaharus mengetahui juga dampak buruk dari iri hati tersebut. Berikut 3 dampak buruknya. 1. Kamu makin dibenci orang lain. Dampak buruk pertama adalah kamu makin dibenci orang lain. Kita harus ketahui bahwa ketika iri hati merajai diri kita, maka kita akan dibenci. Sebab itulah, buang saja segala iri hati jika ingin disayang atau tidak dibenci. 0views, 0 likes, 0 loves, 0 comments, 0 shares, Facebook Watch Videos from MNCTV: Iri Dengan Rejeki Orang Lain. Tetangga sebelah kita ada aja yang Fast Money. Surat An-Nisa' Ayat 32 mengimbau umat manusia untuk menjauhi iri dengki terhadap kelebihan yang Allah berikan kepada sebagian makhluk-Nya. وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا Wa lā tatamannau mā fadhdhalallāhu bihī ba'dhakum 'alā ba'dh, lirrijāli naṣībum mimaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min fadhlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā. Artinya "Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." QS An-Nisa' 32. Sababun Nuzul Surat An-Nisa' Ayat 32 Dalam Tafsirul Jalalain, secara ringkas Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa sababun nuzul ayat adalah ketika Ummu Salamah ingin mendapatkan pahala jihad sebagaimana para lelaki. Ia berkata "Andaikan kami lelaki, maka kami akan berjihad, dan kami akan mendapatkan pahala seperti pahala para lelaki." Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain pada Futuhatul Ilahiyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyah 2018], juz II, halaman 45. Sementara dalam Kitab Lubabun Nuqul, Imam As-Suyuthi menyebutkan dua riwayat secara lengkap. Riwayat pertama dari Ummu Salamah tersebut, dan riwayat kedua dari Ibnu Abbas. Secara berurutan, berikut ini riwayat lengkapnya عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، أنَّها قالَتْ يَغْزُو الرِّجالُ ولا يَغْزُو النَّسَاءُ، وإنَّما لَنَا نِصْفُ المِيراثِ، فَأنْزَلَ اللَّهُ ولا تَتَمَنَّوْا ما فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكم عَلى بَعْضٍ. وَأَنْزَلَ فِيهَا إنَّ المُسْلِمِينَ والمُسْلِماتِ [الأحزاب ٣٥]. رواه الترمذي والحاكم Artinya, "Diriwayatkan dari Ummu Salamah, ia berkata 'Wahai Rasulullah, Para lelaki pergi berperang sementara para perempuan tidak berperang, dan bagi kami hanya mendapatkan separuh warisan mereka. Lalu Allah menurunkan ayat 'Wa lā tatamannau mā fadhdhalallāhu bihī ba'dhakum 'alā ba'dh [An-Nisa' 32]. Dan berkaitan Ummu Salamah, Allah juga menurunkan ayat 'Innal muslimina wal muslimat [Al-Ahzab 35].'" HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim. عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ قالَ أتَتِ امْرَأةٌ النَّبِيَّ ﷺ فَقالَتْ يا نَبِيَّ اللَّهِ، لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأُنْثَيَيْنِ، وشَهادَةُ امْرَأتَيْنِ بِرَجُلٍ، أفَنَحْنُ في العَمَلِ هَكَذا؟ إنْ عَمِلَتِ امْرَأةٌ حَسَنَةً كُتِبَتْ لَها نِصْفُ حَسَنَةٍ؟ فَأنْزَلَ اللّٰهُ ولا تَتَمَنَّوْا، الآية ... رواه ابن أبي حاتم Artinya, "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata 'Ada seorang perempuan mendatangi Nabi saw. Lalu ia berkata 'Wahai Nabi Allah, bagian waris bagi laki-laki seperti dua bagian waris perempuan dan kesaksian dua perempuan sama dengan kesaksian satu orang laki-laki. Apakah kami dalam amal juga seperti itu? Jika kami melakukan suatu kebaikan, maka dituliskan untuk kami separo kebaikan?' Lalu Allah menurunkan ayat 'Wa lā tatamannau dan seterusnya sampai akhir ayat [An-Nisa' 32].'" HR Ibnu Abi Hatim. Jalaluddin As-Suyuthi, Lubabun Nuqul, [Beirut, Mu'assasatul Kutub At-Tsaqafiyah 2002], halaman 75. Ragam Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 32 Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan munasabah atau kesesuaian ayat 32 dengan ayat sebelumnya. Menurutnya, dalam ayat ini Allah mencegah orang beriman dari sebagian perbuatan hati yaitu hasud iri dan dengki agar hatinya bersih; setelah dalam ayat sebelumnya, yaitu ayat 30-31, Allah telah mencegah mereka dari memakan harta secara jahat dan dari melakukan pembunuhan, agar sisi lahir mereka bersih. Jadi sama-sama mencegah orang beriman dari perbuatan yang diharamkan agar bersih lahir maupun batin. Selain itu, setelah dalam ayat-ayat sebelumnya, persisnya ayat 11, Allah mengunggulkan bagian waris laki-laki di atas bagian waris perempuan, ayat 32 ini hadir untuk mencegah masing-masing laki-laki dan perempuan mengharapkan apa yang dimiliki lawan jenisnya. Karena hal itu akan menyebabkan timbulnya hasud dan kebencian. Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr 2009], juz V halaman 45. Secara ringkas Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa maksud ayat adalah melarang orang dari berharap mendapatkan nikmat yang ada pada orang lain, baik nikmat yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi, supaya tidak menyeret pada sikap saling iri dan saling benci. Laki-laki mempunyai pahala dari amal yang dilakukannya seperti jihad dan lainnya, demikian pula perempuan mempunyai pahala dari amal yang dilakukannya seperti ketaatan terhadap suami dan menjaga kehormatannya. As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, II/45. Kita ketahui, terkadang wanita mengalami haid atau menstruasi, nifas dan semisalnya, sehingga puasa dan shalatnya tidak sesempurna laki-laki. Namun demikian, menarik sekali sabda Nabi Muhammad saw yang dikutip Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya إن للحامل منكن أجر الصائم القائم فإذا ضربها الطلق لم يدر أحد ما لها من الأجر، فإذا أرضعت كان لها بكل مصة أجر إحياء نفس Artinya, "Sungguh bagi perempuan hamil dari kalian terdapat pahala lelaki yang puasa dan ibadah qiyamul lail. Kemudian ketika kelahiran datang kepadanya, maka tak ada seorangpun yang mengetahui seberapa besar pahalanya. Lalu bila ia menyusui bayinya, maka dengan setiap hisapan air susu ia mendapatkan pahala menghidupkan nyawa orang." Fakhruddin Ar-Razi, Mafatihul Ghaib, [Darul Fikr 1981], juz X, halaman 83-84. Sementara Imam Ahmad As-Shawi menjelaskan secara terperinci. Tamanni dalam ayat maksudnya adalah mengharapkan sesuatu akan terjadi pada masa yang akan datang, berlawanan dengan istilah tahalluf yaitu mengharapkan sesuatu terjadi pada masa yang telah lewat. Menurut Imam As-Shawi, adapun hukumnya diperinci sebagaimana berikut Pertama, bila berharap nikmat milik orang lain beralih kepada dirinya, atau dengan harapan nikmat itu hilang dari orang lain tersebut, maka harapan seperti itu termasuk hasud yang tercela. Inilah hasud tercela yang secara jelas disebut dalam ayat lain أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ Artinya, "Ataukah mereka Ka'b bin Al-Asyraf dan ulama Yahudi lainnya dengki kepada manusia Muhammad atas anugerah yang Allah telah berikan kepadanya?" QS An-Nisa' 54. Kedua, bila berharap mendapatkan nikmat seperti nikmat yang ada pada orang lain tanpa harapan nikmat itu hilang darinya, maka diperinci lagi hukumnya menjadi dua, yaitu Hukum pertama, bila nikmat yang diharapkan itu berupa ketakwaan, kesalehan, atau menginfakkan harta pada kebaikan, maka hukumnya sunah. Hukum kedua, bila nikmat yang diharapkan itu berupa harta, maka hukumnya boleh. Secara tegas Imam As-Shawi menyatakan, bila orang mengharapkan punya harta seperti orang lain agar kaya, maka boleh. Dua perincian hukum terakhir ini sesuai dengan substansi sabda Nabi Muhammad saw لا حَسَدَ إلا في اثنتين رجل آتاه الله مالا فسَلَّطَه على هَلَكَتِهِ في الخير، ورجل آتاه الله حِكْمَة فهو يقضي بها ويُعَلِّمَها. ‏متفق عليه‏‏‏ Artinya, "Tidak boleh hasud kecuali pada dua orang 1 orang yang Allah beri harta lalu ia kuasakan dirinya untuk menggunakannya pada jalan yang benar; dan 2 orang yang Allah beri hikmah, lalu ia membuat keputusan hukum denganya dan mengajarkannya." Muttafaqun 'Alaih. Ahmad bin Muhammad As-Shawi, Hasyiyatus Shawi 'ala Tafsiril Jalalain, [Beirut, Darul Jil], juz I, halaman 203. Demikian inilah maksud frasa ayat وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ Artinya "Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan." Mudahnya, janganlah kalian laki-laki dan perempuan saling iri satu sama lainnya, laki-laki sudah punya potensi pahala dari amal-amalnya, demikian pula perempuan. Kemudian Allah berfirman dalam penghujung ayat وَاسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا Artinya, "Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Merujuk penafsiran Imam Fakhruddin Ar-Razi, frasa "was`alullāha min fadhlih", dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya, merupakan peringatan bagi manusia agar ketika berdoa tidak meminta sesuatu secara khusus, akan tetapi cukup meminta anugerah Allah secara mutlak yang dapat menjadi sebab kebaikan bagi dirinya, baik untuk urusan duniawi maupun urusan ukhrawi. Sedangkan frasa "innallāha kāna bi kulli syai`in 'alīmā", sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, maknanya adalah Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang baik bagi orang-orang yang berdoa. Karena itu hendaknya orang berdoa secara umum saja dan jangan sampai berdoa meminta sesuatu secara khusus atau tertentu. Karena terkadang sesuatu yang diminta secara khusus itu sebenarnya menjadi mafsadah dan bahaya baginya. Wallahu a'lam. Ar-Razi, X/84. Ustadz Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda. Seringkali banyak dari kita memiliki anggapan yang keliru soal rezeki. Rezeki adalah segala pemberian yang bersumber dari Tuhan, yang dianugerahkan melalui tangan-tangan manusia lain. Rezeki tidak selalu identik dengan uang atau harta semata. Mari kita sejenak menelusuri arti kata rezeki dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan yang diberikan oleh Tuhan makanan sehari-hari nafkah penghidupan pendapatan uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan keuntungan kesempatan mendapat makan. Dari arti tersebut, maka bisa disimpulkan kalau rezeki bukan melulu hanya soal harta semata. Mungkin Tuhan tidak memberikan kita harta yang melimpah, akan tetapi Tuhan menggantikan semua itu dengan orang-orang baik yang ada disekeliling kita dan orang yang mampu menghadirkan kebahagiaan lebih dari harta. Terkadang manusia kerap mempersempit makna dari rezeki. Padahal, kesehatan, kedamaian, keluarga yang bahagia, ilmu yang bermanfaat, bahkan sahabat yang baik sekalipun merupakan rezeki yang Tuhan berikan kepada kita. Kita dalam keadaan sehat pun juga rezeki, panjang umur dan bahagia juga termasuk rezeki, apalagi kita bisa bernafas sampai detik ini juga merupakan sebuah rezeki yang mungkin kalian sempat terlewatkan atau tidak kalian sadari. Terlebih lagi, di masa pandemi ini justru kesehatan adalah harta yang paling berharga. Banyak yang bilang, sehat itu mahal. Memang benar karena kesehatan adalah harta yang paling berharga dan tak bisa dinilai secara materi. Sehat sendiri bagaikan sebuah kata mutiara yang ingin kita dengar saat terbaring lemah dan sedang sakit. Dan juga manusiawi jika kita baru menghargai sebuah nikmat saat kenikmatan itu sudah hilang. Begitulah dengan kesehatan, ketika sakit, kita baru sangat menghargai rasanya sehat kan? Kalau mau hitung-hitungan materi, sehat itu mahal memang, tapi sakit itu lebih mahal. Ketika kita sakit, justru lebih banyak biaya yang dibutuhkan, dan hidup kita juga jadi lebih repot kan? Belum lagi memperhitungkan kesakitannya. Di kala kita hanya fokus pada rezeki harta, maka rezeki lain yang sudah kita dapatkan, lupa seketika. Di saat kita iri pada keberuntungan seseorang, ternyata orang tersebut pun merasa iri atas keberuntungan kita. Namun, berbicara tentang rezeki ada beberapa prinsip rezeki yang jarang dibicarakan oleh orang-orang. Bisa jadi prinsip ini adalah hal-hal yang terbilang sederhana yang kalian mungkin tidak pernah sadari di benak kalian atau justru mengundang banyak tanya dalam pikiran. Simak selengkapnya berikut ini. 1. Jangan Mudah Iri dengan Rezeki Orang LainTerkadang kita seringkali merasa iri saat orang lain diberikan kenikmatan lebih. Dalam pikiran kita, kita merasa hidup kita selalu kurang dan merasa kekurangan. Bahkan, kita merasa tidak nyaman dengan apa yang sudah kita miliki sekarang sehingga kita ingin mendapatkan lebih banyak lagi. Padahal, kamu tidak pernah tahu bagaimana susahnya dan lelahnya untuk mendapatkan itu, berapa kali ia harus terjatuh dan tertatih-tatih. Merasa iri dengan rezeki orang lain tidak akan bisa menambah rezeki kamu, justru malah menambah penyakit hati. Janganlah takut tidak punya rezeki, namun takutlah tidak mendapatkan berkah dari apa yang kita miliki. Takutlah saat kita tidak mampu untuk merasa bersyukur, ketabahan, serta keridhaan. Sudah sepatutnya perasaan iri dan dengki harus dihindari. Percayalah bahwasanya setiap orang memiliki kavlingnya masing-masing atas rezeki yang dilimpahkan kepadanya. Rezeki tidak akan pernah tertukar dan semuanya sudah tertakar, tidak akan pernah nyasar dan tetap teruslah untuk berikhtiar. Kunci nikmat itu merasa memiliki dan menikmati apa yang ada, bukan dipaksa untuk harus Jika Rezeki Sudah Ditentukan, Kenapa Masih Harus Berusaha?Tuhan telah menentukan rezeki, jodoh dan maut untuk setiap hamba yang diciptakan-Nya. Tuhan sudah menetapkan kadar dan takaran bagian atau porsi rezeki bagi tiap hambanya. Tetapi meskipun demikian bukan berarti kita hanya tinggal menunggu, malas-malasan dengan alasan sudah ditentukan. Karena hanya Tuhan yang tahu hakikatnya. Oleh karena itulah, setiap orang diminta untuk terus berikhtiar, berusaha serta melakukan pekerjaan yang dapat mengantarkan dirinya kepada cita-citanya. Namun bukan berarti, rezeki itu akan datang secara tiba – tiba tanpa adanya usaha untuk mendapatkanya. Tentu kita sebagai makhluknya harus berusaha untuk menjemput rezeki tersebut. Bisa dengan bekerja keras dan diimbangi dengan berdoa dan memohon agar dimurahkan rezeki, dan dimudahkan dalam di dunia, tentu satu orang dengan orang lainnya berbeda – beda takaran harta yang dimiliki. Kerja keras harus tetap dilakukan agar apa yang kita usahakan bisa terkabulkan. Namun terkadang, usaha yang dilakukan sudah besar, namun yang kita terima tidak sesuai tentu akan membuat resah dan gelisah. Namun pikiran kita harus diluruskan, bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur, jangan pernah takut rezekimu tertukar dengan orang lain. Mungkin usaha yang sekarang dilakukan hasilnya tidak sebanding dengan usahanya. Namun yakinlah, dibalik itu semua, ada hal positif yang kita terima, salah satunya tentang pantang menyerah dan terus memperbaiki diri3. Rutin Bersedekah Walau Hanya SedikitSering membaca unggahan di media sosial tentang kata-kata bijak di mana harta itu ibarat air yang mengalir, semakin deras aliran di hulu maka aliran di hilir juga harusnya semakin deras sehingga air tetap jernih dan bersih. Namun jika aliran di hulu mengalir deras namun di hilir tidak, maka air akan akan menggenang yang mengakibatkan air menjadi kotor. Begitu pun harta semakin banyak harta yang kau peroleh dan banyak juga yang kau keluarkan maka hartamu akan bersih dan sebaliknya jika tidak kau keluarkan maka hartamu akan habis tanpa kau sadari. Bukan seberapa banyak uang yang kau dapat tapi seberapa berkah uang tersebut. Sejak itulah aku mulai untuk membagikan sedikit rezekiku kepada orang tua. Meskipun jumlahnya tidaklah besar namun pemberianku bisa menyenangkan hati mereka. Bukankah jika orangtua ridho maka rezeki akan terbuka dari pintu mana pun?Itulah makna yang sangat kurasakan, seolah Tuhan menggandakan berapa pun jumlah uang yang kukeluarkan untuk kebaikan. Setiap kali aku memberikan uang kepada kedua orangtuaku maka tak menunggu waktu yang lama ada saja rezeki yang kudapatkan tanpa kusangka-sangka datangnya dari mana. Begitu cepatnya Tuhan mengganti uang yang kukeluarkan. Begitu juga dengan sedekah dan memberi bantuan kepada orang lain, meski nilainya tak terlalu tinggi namun jika dengan mudah kau keluarkan hartamu maka dengan mudah pula Tuhan memberikan rezeki-Nya kepadamu. Jangan tunggu kaya baru memberi, tapi memberilah maka kau akan kaya. Karena ketika kau memberi tidak hanya uang yang kau berikan namun juga Rezeki itu Pertemuan Antara Kerja Keras dan KesempatanDalam hidup, terkadang kita diberikan kesempatan-kesempatan yang bervariasi. Ada kesempatan yang akhirnya mengubah arah kehidupan. Ada kesempatan yang mendatangkan perubahan kehidupan menjadi lebih baik bagi orang yang menggunakan kesempatan tersebut dan mengembangkannya. Sadar tidak kalau rezeki itu pertemuan antara kerja keras, kerja cerdas dengan rangkaian kesempatan yang datang kepadamu? Artinya rezeki kamu akan terus naik selama kamu bisa memanfaatkan dan memaksimalkan kesempatan yang datang. Ibaratnya, pengusaha sukses tidak akan mampu mengelola orang secara efektif, membangun produk yang disukai orang, menjalankan perusahaan besar, mengatur waktu dengan baik dan bekerja dengan uang dalam jumlah besar, jika mereka tidak memulai dari nol dan mendapatkan kesempatan untuk mencapai setiap langkah selanjutnya. Kalau seandainya kamu melihat orang yang tiba-tiba kaya, itu karena dia selalu tidak pernah melewatkan kesempatan yang selalu datang kepadanya5. Banyak Uang Belum Tentu Bisa BahagiaSelama ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan jumlah uang yang dimiliki. Yang artinya, semakin banyak uang yang kamu miliki, maka hidupmu akan makin bahagia. Tapi kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak sekali orang yang merasa hidupnya tidak bahagia walaupun secara materi dia termasuk orang yang beruntung dan berkecukupan. Padahal, ada hal lain yang sama sekali tidak bisa kamu beli dengan uang, seperti keluarga, sahabat, dan waktu luang. Hal-hal tersebut tentunya sangat berharga dan juga merupakan sumber kebahagiaan yang tidak bisa tergantikan dengan pada umumnya orang mencari uang agar bisa menjalani hidup dengan layak dan membeli barang-barang yang diinginkan. Tapi orang yang pelit malah sebaliknya. Entah berapa banyak uang yang dimiliki, hidupnya akan begitu-begitu saja karena dirinya malas membelanjakan uang yang dimilikinya. Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin banyak jumlah yang ditabung, sedangkan untuk keperluan sehari-hari tidak pernah ada perubahan. Sikap terlalu hemat ini lama-kelamaan bikin kamu bosan dan tidak bahagia karena terkesan gak bisa menikmati hasil kerjamu sendiri Tidak semua orang akan memiliki gaji, tapi semua orang punya rezeki yang datang langsung dari Tuhan bagi setiap manusianya. Iri hati sangat sering membelenggu hati setiap orang. Iri hati membuat seseorang menjadi sering terpuruk dan tak tahu harus berbuat apa. Oleh karena itu, iri hati tak patut ditiru. Iri hati hanya membawa kita dalam kehancuran. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah melawan iri hati tersebut. Kita harus membuangnya jauh-jauh dan segeralah beralih pada sebuah kebaikan. Kita harus mengetahui juga dampak buruk dari iri hati tersebut. Berikut 3 dampak buruknya. 1. Kamu makin dibenci orang lain Dampak buruk pertama adalah kamu makin dibenci orang lain. Kita harus ketahui bahwa ketika iri hati merajai diri kita, maka kita akan dibenci. Sebab itulah, buang saja segala iri hati jika ingin disayang atau tidak dibenci. Sudah selayaknya kita beroleh pada sesuatu yang lebih baik kedepannya. Percayalah bahwa segalanya yang kita raih dengan tulus tanpa iri pada orang lain maka hasilnya akan baik. Jangan pernah iri pada orang lain agar kita tidak dibenci. 2. Rezekimu terhambat Dampak buruk kedua adalah rezekimu terhambat. Harus kita ketahui bahwa rezekimu akan terhambat bila terus menerus iri hati kepada orang lain. Harus disadari bahwa iri hati tidak akan mendapatkan berkat dari Sang Kuasa. Oleh karena itu, janganlah iri hati pada siapapun agar rezekimu tidak terhambat. Jadilah sosok yang membanggakan dan bisa jadi berkat buat banyak orang. Ketika kamu tidak punya rezeki, maka dirimu akan sangat menderita. Oleh karena itu, ayo jangan iri hati pada orang lain. 3. Kamu akan jadi bahan olok-olokan orang lain Dampak buruk terakhir adalah kamu akan jadi bahan olok-olokan orang lain. Percayalah bahwa iri hati akan membawamu pada sebuah kehancuran. Kamu akan diolok-olok sehingga mentalmu pun jadi terpuruk. Oleh karena itu, untuk menghindari olok-olokan tersebut, maka kamu jangan pernah iri hati. Kamu harus bisa menjadi orang yang baik dan tulus. Semua itu akan bermanfaat untuk kamu ke depannya. Jangan sampai dirimu dikuasai oleh iri hati. Dengan adanya 3 dampak buruk dari iri hati tersebut, semoga bisa membantu kamu menjadi manusia yang lebih baik dan tidak iri hati.

janganlah iri dengan rezeki orang lain